Selama 20 Tahun, Manusia Sudah Ada di Stasiun Luar Angkasa ISS

Ilustrasi Luar Angkasa. (Sumber : CNNIndonesia.com)

GrafikaNews.com - Badan Antariksa dan Penerbangan Amerika Serikat (NASA) merayakan hari ulang tahun ke-20 dari misi jangka panjang pertama ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), yang dikenal sebagai Ekspedisi 1.

Perayaan itu sekaligus menandai dua dekade kehadiran manusia terus menerus di ISS yang ada di orbit rendah Bumi.

Pada 2 November 2000, astronot Bill Shepherd serta kosmonot Yuri Gidzenko dan Sergei Krikalev tiba di ISS setelah terbang ke luar angkasa pada tanggal 31 Oktober 2000. Setelah itu, 244 orang dari 19 negara berbeda datang ke ISS, beberapa di antaranya telah mengunjungi beberapa kali.

Selain itu, lebih dari 3.000 penyelidikan ilmiah telah dilakukan di ISS dan sekitar 250 eksperimen sedang berlangsung saat ini.

Melansir Ifl Science, ISS adalah hasil kolaboratif dari 15 negara. Butuh 42 penerbangan ruang angkasa untuk merakit ISS, 37 di antaranya menggunakan program Pesawat Ulang-Alik yang sekarang sudah pensiun.

Panjang rangka ISS mencapai 109 meter (357,5 kaki) dan beratnya 419.725 kilogram (925.335 pon). ISS terletak di ketinggian sekitar 410 kilometer (254 mil) dari tanah.


Pada ketinggian itu, tarikan gravitasi bumi sekitar 90 persen dari apa yang manusia alami di bumi. ISS bergerak dengan kecepatan 7,66 kilometer per detik (17.100 mil per jam) mengelilingi Bumi. Gerakan itu menciptakan apa yang disebut gayaberat mikro.

Melansir Space, ISS adalah salah satu objek yang paling mahal dan berteknologi kompleks yang pernah dibangun oleh manusia. ISS menelan anggaran hingga US$150 miliar.

Lebih dari seratus ribu orang telah bekerja untuk merancang, membangun, meluncurkan, dan mengoperasikan ISS.

ISS memulai konsepnya tahun 1984. Sedangkan bagian pertama dari ISS mulai tiba di orbit pada tahun 1998 dan anggota kru Ekspedisi 1 masuk ke stasiun yang baru lahir pada tanggal 2 November 2000. Stasiun tersebut sekarang menjadi tuan rumah Ekspedisi 64.

Melansir National Geographic, program pembangunan ISS menghadapi tantangan yang serius. Misalnya, bencana pesawat ulang-alik tahun 1986 dan 2003. Tidak hanya mengakibatkan 14 kematian dan hilangnya Challenger dan Columbia, peristiwa itu juga mengguncang program dan memperlambat pembangunan ISS.

Pada tahun 2007, robekan setinggi 2,5 kaki di salah satu panel surya stasiun juga mengharuskan kru untuk berimprovisasi melakukan perbaikan dan melakukan perjalanan antariksa berisiko tinggi, yakni mengapung di atas panel yang terpasang ke tambatan saat listrik mengalir melalui rangkaian.

Kru juga harus menghadapi kebocoran udara, pompa pendingin yang rusak, perbaikan peralatan ilmiah yang rumit, dan misi pengisian ulang yang gagal.

Stasiun tersebut saat ini dijadwalkan untuk beroperasi hingga setidaknya 2024 dan sebagian besar perangkat kerasnya disertifikasi untuk beroperasi dengan aman hingga setidaknya 2028. (*)

 

(Sumber : CNNIndonesia.com)

Tags: