Makna Kemerdekaan Sesungguhnya, Bupati Najmul Ajak Masyarakat Lepaskan Belenggu dan Pecahkan Kebekuan

GrafikaNews.com - Meskipun tengah dalam situasi pandemi Covid-19 tetapi tidak menyurutkan semangat seluruh lapisan masyarakat Indonesia memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-75 tahun 2020, tak terkecuali di Kabupaten Lombok Utara Provinsi NTB. 

Bertindak sebagai inspektur upacara Bupati Lombok Utara Dr. H. Najmul Akhyar, SH, MH dengan pemimpin upacara Kapten Zaenal. Upacara dihadiri oleh Wakil Bupati H. Sarifudin SH, MH, anggota Forkompinda, para Asisten, kepala OPD, kepala instansi vertikal, pimpinan BUMD, TNI-POLRI, Ketua TP PKK, Ketua GOW, dan para ASN lingkup Pemda KLU.

Gubernur NTB dalam amanatnya yang dibacakan Bupati Najmul Akhyar menyampaikan bahwa masa sekarang sebagian orang mungkin tidak menganggap kemerdekaan sebagai sesuatu yang istimewa dalam kehidupannya. Hal itu sesuatu hal yang wajar. Pasalnya, kebanyakan orang sejak lahir sudah menghirup udara kemerdekaan. 

Menurut bupati, manusia memang punya kecenderungan tidak terlalu menghargai sesuatu yang sudah dalam genggamannya. Tapi mereka baru merasakan pentingnya sesuatu ketika mereka tidak lagi memilikinya atau kemungkinan ketika mereka belum memiliki sesuatu tersebut. Hal yang sama berlaku pula pada penghargaan seseorang terhadap kemerdekaan. 

Akan tetapi, kakek, nenek ataupun leluhur terdahulu yang hidup di masa penjajahan tidaklah demikian. Bagi mereka, kata Najmul, kemerdekaan itu sesungguhnya sesuatu yang sangat bernilai. Sesuatu yang rela mereka tukar, meski dengan keringat dan darah mereka sekalipun.

"Masa sekarang kita tidak perlu menukar apapun dengan kemerdekaan lantaran sudah didapatkan dengan gratis. Kita mendapatkannya sebagai sebuah warisan. Peninggalan para pendahulu kita. Sejak 17 Agustus 1945, kita resmi merdeka," kata Bupati Najmul Akhyar.


Dituturkan orang nomor satu di KLU ini, dua pendiri bangsa Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta sudah mengikrarkan kemerdekaan 75 tahun silam. Sejak saat itu pula, sambungnya, warga bangsa mulai terbiasa hidup sebagai negara, bangsa, serta suku-suku yang merdeka. Akan tetapi setelah berpuluh-puluh tahun menjalani kemerdekaan, sebagian elemen bangsa mulai menyadari bahwa kemerdekaan bukanlah formalitas belaka.

Kemerdekaan tidak hanya sebaris proklamasi yang diikrarkan, lalu tuntas. Sebab, di luar sana, negara-negara lain yang sama-sama merdeka, berlari dengan kecepatan tinggi. Mereka menorehkan kemajuan demi kemajuan yang membuat bangsa Indonesia tercecer di belakang. 

"Kita terkesima oleh kedigdayaan Amerika Serikat. Kita terhipnotis oleh ekspansi budaya Korea dan India. Kita terbengong-bengong melihat keajaiban ekonomi China. Kita pun terbuai oleh keindahan sepak bola Amerika Latin dan Industri sepak bola Eropa," katanya lagi. 

Diterangkan Najmul, kita sebagai anak bangsa merdeka, tetapi masih menjadi anak bawang yang hanya bisa menonton apa-apa dari pinggiran. Mentalitas anak bawang inilah kemudian yang membuat kemerdekaan seperti kepingan sejarah belaka. Dalam situasi mental seperti itu, jelasnya, makna kemerdekaan seperti menyusut. 

"Makna merdeka berubah menjadi sekumpulan huruf yang beku. Kita perlu memecahkan kebekuan itu. Membebaskan diri dari belenggu rasa takut yang menindih dada dan pikiran kita selama ini. Belenggu yang selama ini membuat kita tidak percaya pada kemampuan dan potensi kita sendiri," jelas Sekjen APKASI ini.

Pada momen 75 tahun kemerdekaan Indonesia, ia membeberkan beberapa waktu belakangan ada sejumlah warga NTB telah mampu membuat percikan-percikan api untuk mencairkan kebekuan yang terjadi. Dicontohkan oleh Profesor Mulyanto melalui laboratorium hepatika bersama dengan para pakar lainnya, mampu membuat alat rapid test corona berbiaya murah, dengan kualitas yang sangat baik. 

Di Lombok Utara sendiri, prestasi luar biasa sudah diraih atlet Lalu Muhammad Zohri, Sudirman Hadi, dan Mirawan.

Dalam HUT kemerdekaan RI kali ini, ada 500 unit mesin dan non mesin produk UKM NTB, dibawah binaan Stipark NTB. Saat ini, IKM sedang melanjutkan pabrikasi mesin sejumlah 2.130 unit yang rencananya ditampilkan pada HUT NTB pada 17 Desember mendatang. "Semua capaian itu menjadi bukti bahwa dari sape di ujung timur sampai ampenan di ujung barat NTB begitu banyak potensi anak-anak kita yang terserak," beber Bupati.

"Selama ini, potensi itu terpendam dan tidak pernah dimanfaatkan untuk membangun industri. Bahkan sekarang, di tengah momentum kemerdekaan RI ini, kita mulai menyaksikan awal bangkitnya industri di NTB," bebernya. 

Berbicara soal Covid-19, hikmah yang bisa dipetik dari pandemi Covid-19, kata bupati, terkait pentingnya tiap orang memperkuat nilai-nilai kolektivitas. Lantaran pandemi hanya bisa dihadapi dengan kekuatan bersama. 

"Pemerintah, dokter, perawat, pakar-pakar dan tenaga kesehatan tidak akan berdaya tanpa dukungan masyarakat," imbuhnya. 

Di bumi Gora, Pemprov NTB bersama DPRD telah menetapkan peraturan daerah tentang penanggulangan penyakit menular. Spirit Perda ini, dikatakan bupati, sama sekali tidak dihajatkan untuk menyulitkan, apalagi membangkrutkan masyarakat lewat denda bagi warga yang tak memakai masker. 

"Percayalah, Pemprov NTB bersama warga di seluruh kabupaten/kota maupun para pemangku kepentingan harus terus berupaya menyeimbangkan tuntutan untuk menjaga perputaran roda ekonomi di satu sisi. Dengan upaya membebaskan daerah dari wabah corona," ungkap bupati membaca sambutan Gubernur NTB.

Dalam momen HUT RI, Bupati Najmul mengajak masyarakat KLU, harus mampu bangkit dari bencana alam dan bencana non alam seperti Covid-19. 

"Saatnya momentum ini dijadikan semangat bangkit kembali. Momentum ini rasanya sangat tepat membangkitkan semangat kita menjadi lebih baik lagi. Semoga saja kelak, Indonesia, NTB khususnya Lombok Utara bisa menjadi daerah yang baldatun thoyibatun warobbun gafuur," tutup bupati sarat prestasi ini.

Acara dilanjutkan dengan launching produk sapuq motif khas Lombok Utara dengan warna kembang dangar. Dilanjutkan dengan mengikuti Vicom detik-detik Proklamasi bersama Forkopimda. 

Pada sore harinya, diadakan pula upacara penurunan bendera. Bertindak sebagai Inspektur Upacara Kapolres Lombok Utara AKBP Fery Jaya Satriansyah, SH. Acara berlangsung khidmat dan tertib dengan cuaca sejuk menutup rangkaian perayaan HUT ke-75 RI di Lombok Utara. (*)