Warga Magetan Keluhkan Tadarus Yang Menggunakan Speaker Atas Hingga Lewat Dini Hari

Pengeras suara yang digunakan di masjid Terminal Magetan

MAGETAN, Grafikanews.com - Beberapa warga Magetan khususnya yang bertempat tinggal di sekitar terminal bus Magetan keluhkan adanya suara tadarus yang keras dan dengan menggunakan spiker atas hingga lewat dini hari selama bulan ramadhan ini.


Hal ini diceritakan oleh salah satu warga sebut saja bonar. Bahwa tetangganya juga mengeluhkan adanya tadarus yang dikumandangkan dengan speaker atas dan dengan suara yang keras.


"Pingine turu disik wayah bengi, ben nek saur mengko gak ngantuk. Tapi piye meneh wong suarane darus ae banter gek gae salon duwur. Lan wektune iku kliwat jam 12 malam. Akeh tonggo kene sing sambat. (Inginnya tidur dulu waktu malam hari, biar kalau saur nanti tidak mengantuk. Tapi mau bagaimana lagi, suara darus saja keras dan pakai speaker atas. Dan waktunya itu lebih dari jam 12 malam. Banyak tetangga disini yang mengeluhkan)," ucap bonar sambil menunjukkan rekaman suara tadarus serta waktu ia mengirimkan voice note ke temennya. Rabu (27/3/2024).



Menurutnya untuk bunyi suara atas sudah diatur dalam Surat Edaran menteri Agama. Bahwa penggunaan pengeras suara tetap boleh. Namun durasinya sudah diatur. 


"La jare pak menteri kae wes diatur nek masalah pengeras. Nek gak salah darus gawe sepeaker duwur paling bengi gur jam 10. (Katanya pak menteri itu sudah diatur kalau masalah pengeras. Kalau tidak salah tadarus pakai pengeras atas paling malam hanya jam 10 malam)," tegasnya.


Menurutnya warga hanya bisa mengeluh dengan hanya memperbincangkan dalam kumpulan kecil warga saja.


Saat dikonfirmasi tentang masalah ini, Anna Setya selaku Kepala Tata Usaha Dinas Perhubungan propinsi UPT Pengelolaan Prasarana Perhubungan LLAJ Madiun yang mengurusi tentang terminal menyatakan akan menghubungi petugas yang mengurusi terminal Magetan. Dan menurutnya hal tersebut adalah ranah dari MUI setempat. Kamis (28/3/2024).


"Di sana sudah ada yang mengurusi, tapi coba nanti saya hubunginya biar berkoordinasi. Semestinya seperti iti yang mengurusi adalah petugas dari MUI," terangnya singkat. (Pha)