TRC PPA Tuding Pemerintah Lamban Tangani Problema Anak Di Banyuwangi

Ketua Korda TRC PPA Banyuwangi Veri Kurniawan Saat Berkunjung Kerumah AH

Grafikanews.com-Banyuwangi- Tim Reaksi Cepat Perlindungan Perempuan Dan Anak Banyuwangi ( TRC PPA ) meminta Pemerintah, baik Pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah cekatan dan sigap menangani problema yang menimpa anak. Seperti yang menimpa ( AH ),bocah berusia 8 tahun yang divonis menderita Global Developmental Delay (GDD) atau keterlambatan sensorik, motorik, maupun intelektual.


AH adalah anak dari Khotijah yang berprofesi sebagai buruh pabrik dan memiliki penghasilan tidak tetap. AH mengidap GDD sejak umur 40 hari. Ironisnya, hingga berusia 8 tahun tidak pernah tersentuh bantuan oleh Pemerintah Desa maupun Pemerintah Daerah.


Khotijah mengaku anak sulung nya itu terlahir normal.Menginjak usia 40 hari, AHl menderita Demam dan Diare berkepanjangan. Khotijahpun ketika itu membawa sang buah hati ke Rumah Sakit Al Huda untuk berobat.



Di rumah Sakit Alhudai, AH mendapat perawatan intensif dan di rawat inap. Namun menurut Khotijah, kondisi kesehatan anak nya saat itu tidak menunjuk kan perubahan, setelah beberapa hari di rawat,ibu dua anak tersebut mengambil keputusan untuk melarikan putra sulung nya ke Rumah Sakit dr.Soetomo Surabaya.


Sejak itu AH hanya bisa berbaring, tidak bisa berbicara maupun melihat, bahkan untuk miring saja tidak bisa. Satu-satunya yang bisa dia lakukan hanya mendengar dan menangis.


Ketua Korda TRC PPA Banyuwangi Veri Kurniawan, berharap agar pemerintah segera turun tangan.


" Saya harap pemerintah, baik Desa maupun Daerah yang membidangi segera turun tangan. Ini persoalan anak, dimana anak juga memiliki hak untuk hidup layak," pinta Veri.


Veri berharap Pemerintah bisa menjadi sahabat bagi rakyat yang memang anaknya mengalami permasalahan baik secara psikis maupun fisik.


“Saya yakin anggaran untuk dialokasikan di penanganan anak itu ada dari Pemerintah Pusat. Jangan sampai ada pandangan bahwa Pemerintahan ( Pemerintah Desa atau Pemerintah Daerah ) hanya berpangku tangan menunggu adanya laporan atau harus dikritisi terlebih dahulu,”tegas pria yang masih betah menjomblo itu.


Selain itu,Veri berharap media ikut mengawal persoalan anak yang ada di Bumi Blambangan.


“Karena peran rekan media sangat besar dan efektif,”pungkasnya.


Sementara Kepala Desa Sumber beras Kecamatan Muncar Sri Purnanik saat dikonfirmasi via whatsappnya menegaskan bahwa pihak desa sudah pernah membantu yang bersangkutan dalam kepengurusan SPM Jamkesda saat pasien dirujuk ke RS Dr Soetomo Surabaya. Bahkan, sekitar tahun 2018 dirinya bersama camat muncar saat itu pernah mendatangi rumah yang bersangkutan.


“saya dan pak lukman(camat saat itu) sudah pernah kesana, memang karna kendala administrative sehingga belum bisa mendapatkan program bantuan, tapi Alhamdulillah sekarang sudah bisa, bahkan dalam rakor desa sudah kita putuskan untuk membantu kebutuhan susu ananda AH,”kata wanita yang sudah dua periode menjabat sebagai kepala desa sumberberas itu.


Bahkan pihak desa kata nanik, akan segera memenuhi kebutuhan AH akan kursi roda. Tak hanya itu, pihak desa sedang mengupayakan agar AH bisa mendapakan bantuan dari dinas sosial. (RED)