Terapi Plasma Konvalesen, Terobosan Baru RSUDP NTB Tangani Pasien Covid-19

dr. Hj. Umu Hanifah, M.Kes. (kiri) dr. Raehanul Bahraen Sp.PK M.Sc (kanan)

GrafikaNews.com – Kabar gembira hadir di NTB setelah Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi NTB mendapat Pendonor Darah Plasma yang pertama dan berjalan dengan lancar.

Terapi plasma konvalesen atau donor plasma darah dipercaya dapat menjadi terobosan rumah sakit dalam menangani pasien covid-19.

Hal ini dikatakan  penganggung jawab medis donor darah plasma konvalesen, dr. Raehanul Bahraen Sp.PK M.Sc dan dr. Hj. Umu Hanifah, M.Kes dari Tenaga Fungsional di Instansi Pelayanan darah RSUDP NTB.

dr. Raehanul Bahraen Sp.PK., M.Sc mengatakan bahwa donoh darah biasa dengan donor plasma darah ini berbeda.

“Pada saat donor darah biasa itu yang diambil semua komponen darah seperti sel darah merah, sel darah putih, plasma dan trombosit. Berbeda dengan donor darah plasma yang hanya mengambil plasma dan mengembalikan komponen darah yang lainnya,“ jelas dr. Raehanul Bahraen kepada GrafikaNews.com, Sabtu (20/12).

Donor darah plasma pun tidak bisa sembarang orang, sebab hal paling penting  dalam donor darah plasma ini ialah antibody yang terkandung di dalam plasma darah.


Antibody yang dimaksud adalah antibody  dari pasien covid yang sembuh. Pasien Covid-19 yang sembuh memiliki antibody yang secara perlahan berkembang di dalam plasma darah.

Pendonor darah plasma dapat kembali menjadi pendonor hanya dalam 2 pekan sedangkan pendonor darah convensional dapat kembali mendonor setelah 3 bulan.

“Masyarakat tidak perlu takut, karena ini bukan mendiagnosis Covid. Terus terang mencari pendonor plasma agak susah, sebab rata – rata pasien yang pernah kena Covid masih trauma dan takut untuk di swab dan karantina kembali,” jelas dr. Raehanul.

 

“Salah satu kriteria pendonor plasma, harus 1-3 bulan setelah sembuh dari covid karena setelah 5-6 bulan antibodynya sudah mengecil. Penyintas covid yang pernah kena pasti tau rasanya karenanya marilah kita dukung saudara -  saudara kita yang terkena,” terangnya.

Sementara itu, dr. Hj. Umu Hanifah menambahkan 3 (tiga) hal penting dalam terapi darah plasma yaitu:

1.      Pendonor darah harus sehat

2.      Darah pendonor harus diperiksa terlebih dahulu apakah memiliki antibody sesuai standar.

3.      Pasiennya sendiri, yang dimaksud pasien disini yaitu penerima donor yang masuk dalam gejala ringan, sedang  maupun berat

Terakhir, dengan adanya berita baik ini, dr. Umu berharap masyarakat dapat mendukung dan mau berpartisipasi menyumbangkan plasma darahnya. Donor darah plasma tidak dipungut biaya sepeserpun. (nzr/ads)

Tags: