Sinyal Positif Di Balik Lonjakan Pasien Covid 19 di NTB

Peta Sebaran Covid 19 NTB

GrafikaNews – Mataram - Kasus covid 19 di Nusa tenggara Barat ( NTB ) terus melonjak secara signifikan. Hingga Senin (20/4/2020) berdasarkan press release gugus tugas pencegahan dan penanganan covid 19 NTB, kasus reaktif atau posistif covid 19 mencapai 93 kasus, dengan dominasi penularan tertinggi dari cluster Gowa. Peningkatan kasus covid 19 diharapkan tidak membuat kepanikan dimasyarakat, justru seharusnya membuat masyarakat lega karna banyak orang yang sudah teridentifikasi. Sehingga, memudahkan pemerintah dalam mengambil langkah penanganan secara komprehensif. Terdeteksinya kasus covid 19, tidak lepas dari upaya keras pemerintah provinsi NTB dan kabupaten/kota dalam melakukan kontak tracing.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah saat menyampaikan pidato tanggapan gubernur dalam sidang paripurna DPRD Provinsi NTB, Senin(20/4/2020) menyatakan peningkatan jumlah masyarakat NTB yang positif  virus Corona menurutnya harus disikapi dengan tenang dan tidak perlu panik.

"Kita tahu di awal kita mendapatkan pasien positif di NTB itu pada tanggal 16 Maret, tepat dua minggu setelah ditemukannya pasien pertama di Indonesia. Pada saat itu memang kita belum punya alat sendiri, sampel semua harus kita kirim ke Jakarta untuk kemudian tujuh sampai dengan sepuluh hari setelah itu baru kita bisa umumkan," tutur Umi Rohmi, sapaan akrabnya.

Umi Rohmi kemudian menjelaskan, lonjakan kasus yang terjadi karena NTB saat ini telah memiliki alat sendiri yang dapat mengidentifikasi pasien yang telah terjangkit Covid-19. Dengan adanya alat tersebut, hasil tes akan dapat diketahui hanya dalam waktu yang jauh lebih singkat.

"Alhamdulillah Provinsi Nusa Tenggara Barat sejak sekitar dua minggu yang lalu itu sudah memiliki alat sendiri, sudah ngecek sendiri, sehingga pada saat ini untuk menentukan positif itu hanya butuh satu sampai dengan dua hari. Itulah kemudian mengapa setiap hari kita mendengar jumlah yang positif itu banyak karena memang sesungguhnya yang positif-positif sekarang itu, sejak awal di pertengahan Maret itu sudah masuk ke NTB," jelasnya.

Namun, Umi Rohmi meminta masyarakat agar terus menjaga kedisiplinan dengan mematuhi protokol penanganan Corona, karena menurutnya tantangan utama dalam penanganan Covid-19 ialah kedisiplinan dari masyarakat.


"Kalau kita melihat lonjakan-lonjakan yang begitu signifikan hari-hari ini di NTB ini sebenarnya ada sinyal positif, bahwa kita sudah bisa melokalisir potensi-potensi tersebut dengan catatan, tentunya bagaimana agar masyarakat kita yang masuk dalam kategori PPTG (Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala) maupun dia OTG (Orang Tanpa Gejala) maupun ODP (Orang Dalam Pemantauan) itu semuanya disiplin," ujarnya.

Terakhir, Ia berharap kerjasama dan komunikasi antar pemerintah dengan masyarakat dapat terus terjalin dengan baik. Edukasi, kelengkapan sarana dan prasarana penanganan Covid-19 kedepannya diharapkan terus ditingkatkan hingga ke pelosok-pelosok desa.

Sementara itu H. Lalu Gita ariyadi yang bertindak selaku ketua pelaksana harian gugus tugas pencegahan dan penanganan covid 19 NTB mengatakan untuk mencegah penularan dan deteksi dini penularan Covid-19, petugas kesehatan tetap melakukan Contact Tracing terhadap semua orang yang pernah kontak dengan yang terkonfirmasi positif.

“ hingga saat ini terkonfirmasi 93 kasus covid 19, rinciannya, 11 orang sudah sembuh, 4 (empat) meninggal dunia, serta 78 orang masih positif dan dalam keadaan baik,” terang Gita.

Hingga press release ini dikeluarkan, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 276 orang dengan perincian 174 orang (63%) PDP masih dalam pengawasan, 102 orang (37%) PDP selesai pengawasan/sembuh, dan 15 orang PDP meninggal.

Untuk Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlahnya 4.472 orang, terdiri dari 880 orang (20%) masih dalam pemantauan dan 3.592 orang (80%) selesai pemantauan. Jumlah Orang Tanpa Gejala (OTG) yaitu orang yang kontak dengan pasien positif Covid-19 namun tanpa gejala sebanyak 1.490 orang, terdiri dari 1.042 orang (70%) masih dalam pemantauan dan 448 orang (30%) selesai pemantauan.

Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) yaitu orang yang pernah melakukan perjalanan dari daerah terjangkit Covid 19 sebanyak 42.927 orang, yang masih menjalani karantina sebanyak 13.832 orang (32%), dan yang selesai menjalani masa karantina 14 hari sebanyak 29.095 orang (68%).

Populasi berisiko yang sudah diperiksa dengan metode Rapid Diagnostic Test (RDT), yaitu Tenaga Kesehatan,  Orang  Dalam  Pemantauan  (ODP)  dan Orang  Tanpa Gejala (OTG), serta Pelaku Perjalanan Tanpa Gejala (PPTG) terutama yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar.

Sebanyak 387 tenaga kesehatan telah diperiksa dengan hasil 8 orang (2,1%) reaktif, 815 ODP/OTG diperiksa dengan hasil 52 orang (6,4%) reaktif, dan 1.078 PPTG perjalanan Gowa Makassar diperiksa dengan hasil 273 orang (25,3%) reaktif, serta PPTG perjalanan Bogor diperiksa 7 orang dengan hasil 2 orang (28,6%) reaktif. Semua orang dengan hasil RDT reaktif dilanjutkan pemeriksaan swab sebagai standar pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa Covid-19.

Kasus baru positif tersebut, antara lain :

• Pasien nomor 73, an. Tn. S, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik

• Pasien nomor 74, an. Tn. AS, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik.

• Pasien nomor 75, an. Tn. H, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Labuan Bontong, Kecamatan Tarano, Kabupaten Sumbawa. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Sumbawa dan dalam keadaan baik.

• Pasien  nomor  76,  an.  Ny.  R,  perempuan,  usia  38  tahun,  penduduk  Desa  Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik.

• Pasien nomor 77, an. Tn. I, laki-laki, usia 38 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien positif Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dan dalam kondisi baik.

• Pasien nomor 78, an. Tn. AH, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Bonto Kape, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien  nomor  79,  an.  Ny.  IJ,  perempuan,  usia  63  tahun,  penduduk  Desa  Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 80, an. An. IA, laki-laki, usia 14 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 81, an. Tn. B, laki-laki, usia 32 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 82, an. Tn. A, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk desa Kore, Kecamatan Sanggar, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak erat dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik

• Pasien nomor 83, an. Tn. S, laki-laki, usia 65 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 84, an. Tn. S, laki-laki, usia 30 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 85, an. Tn. MS, laki-laki, usia 33 tahun, penduduk Desa Kananga, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Bima dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 86, an. Tn. MZ, laki-laki, usia 28 tahun, penduduk Desa Tanak Beak, Kecamatan Batukliang Utara, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina terpusat di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 87, an. Tn. A, laki-laki, usia 60 tahun, penduduk Desa Aik Darek, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini menjalani karantina di Kabupaten Lombok Tengah dengan kondisi baik.

• Pasien nomor 88, an. An. MA, laki-laki, usia 13 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik.

• Pasien nomor 89, an. Tn. MF, laki-laki, usia 49 tahun, penduduk Kelurahan Pejarakan Karya, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar dalam 14 hari sebelum sakit. Riwayat kontak erat tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik.

• Pasien 90, an. Tn. SMP, laki-laki, usia 57 tahun, laki-laki, usia 57 tahun, penduduk Jatisela, Kecamatan Gunung Sari, Kabupaten Lombok Barat. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak tidak pernah. Saat ini sedang menjalani karantina mandiri dan saat ini dalam kondisi baik.

• Pasien 91, an. Tn. A, laki-laki, usia 36 tahun, penduduk Keluarahan Pejeruk, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak ada. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram  dan dalam kondisi baik.

• Pasien 92, an. Ny. HK, perempuan, usia 41 tahun, penduduk Kelurahan Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Kota Mataram. Pasien tidak pernah melakukan perjalanan ke daerah terjangkit Covid-19. Riwayat kontak erat dengan orang yang pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dan dalam kondisi baik.

• Pasien  93,  an.  Tn.  R,  laki-laki,  usia  46  tahun,  penduduk  Kelurahan  Dayen  Pekan, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram. Pasien pernah melakukan perjalanan ke Gowa Makassar. Riwayat kontak dengan pasien Covid-19 tidak pernah. Saat ini sedang dirawat di Ruang Isolasi RSUD Kota Mataram dengan kondisi baik. ( AM )