Banyuwangi,Grafikanews.com – Inovasi Ruang Rindu (Ruang Pemberdayaan dan Perlindungan Ibu-Anak) yang digeber Pemkab Banyuwangi dinilai Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) layak direplikasi daerah lain. Didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Sekretaris Kementerian PPPA, Pribudiarta Nur Sitepu, mengecek langsung pelaksanaan program tersebut, Selasa (4/5/2021). Ruang Rindu sendiri diresmikan pada 21 April 2021 oleh Menteri PPPA, I Gusti Ayu Bintang Darmawati.
Pribudiarta mengatakan, Menteri PPPA sangat mengapresiasi Ruang Rindu. Program ini dinilai sangat komprehensif karena tidak hanya memberikan konseling dan pendampingan hukum, medis, dan psikososial, tapi juga ada inovasi kemandirian ekonomi bagi perempuan korban kekerasan. Bahkan ada bantuan alat usaha untuk perempuan korban kekerasan.
“Makanya beliau meminta kami ke Banyuwangi untuk melakukan assessment,”
kata Pribudiarta.
Pribudiarta meninjau lokasi Ruang Rindu di kompleks Kantor Dinas Sosial,
Pemberdayaan Perempuan & KB (Dinsos PPKB). Dia berdialog dengan relawan
pendamping korban kekerasan.
Menurut dia, Ruang Rindu merupakan program yang holistik
integratif. Penanganan kasus terkait anak dan perempuan dilakukan dalam satu
program dan dikerjakan bareng oleh banyak stakeholder. Mulai lembaga swadaya
masyarakat (LSM), tokoh agama, tokoh masyarakat, pemerintah daerah, hingga
aparat penegak hukum.
“Model holistik integratif seperti ini belum pernah kami lihat. Biasanya
masih bersifat segmented, yang masalah anak diurusi lembaga sendiri, kasus
perempuan sendiri. Namun Ruang Rindu menyatukannya," kata Sesmen.
“Praktik baik dari Banyuwangi ini bisa dijadikan contoh untuk
direplikasi di daerah lain. Bu Menteri Bintang juga minta supaya ini bisa jadi
baseline kebijakan skala nasional,” imbuhnya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani berterima kasih atas atensi dari
Kementerian PPPA. “Ibu Menteri Bintang juga terus memberi perhatian. Ini
menjadi penyemangat kami untuk berinovasi lebih baik lagi,” kata Ipuk.
Ipuk menjelaskan, layanan Ruang Rindu merupakan integrasi dari sejumlah
program di Banyuwangi yang melakukan fungsi perlindungan dan pemberdayaan pada
perempuan dan anak. Mulai dari Banyuwangi Children Center (BCC) dan Pusat
Pelayanan Terpadu dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), termasuk
Bengkel Sakinah untuk pemberdayaan perempuan.
"Kalau dulu jalan sendiri, parsial, sekarang kami integrasikan
program-program ini," kata Ipuk.
"Tidak hanya layanan medis, hukum, psikososial dan rehabilitasi
sosial, namun juga dilengkapi dengan pemberdayaan ekonomi. Bahkan, kami
melengkapinya dengan ruang penguatan perempuan untuk melawan radikalisme yang
telah menjadikan kaum perempuan sebagai garda terdepan pelaku terorisme,” jelas
bupati perempuan itu.
Sejumlah program telah disiapkan pemkab untuk pemberdayaan perempuan
korban kekerasan, mulai bantuan alat usaha produktif, warung naik kelas, hingga
fasilitasi izin usaha mikro.
"Pendampingan medis, hukum, psikososial terus kami lakukan. Sejalan
dengan itu, mereka kami bantu dengan berbagai program pemberdayaan ekonomi agar
bisa mandiri," kata Ipuk.
Dalam rangkaian kunjungan kerjanya, Pribudiarta menyempatkan juga
meninjau proses pelatihan pengolahan ikan bagi ibu-ibu di Desa Kluncing
Kecamatan Licin. Desa tersebut membuka layanan Bengkel Sakinah, program
penanganan masalah perempuan. (*)
Bupati Bersama Wabup Lombok Utara Kunjun...
15 KK di KLU Terendam Banjir dan Jembata...
Pemda KLU Antisipasi Lonjakan Harga Menj...