Kolonel Marinir Dibegal Sampai Berdarah Darah, Cuitan Lucu Warganet: Jambretnya Lagi Uji Nyali

Kondisi Kolonel Marinir yang Dibegal Sampai Berdarah Darah. (Doc: merdeka.com)

GrafikaNews.com - Di tengah meningkatnya tren bersepeda selama pandemi Covid-19, begal sepeda mengintai warga Ibu Kota. Bersepeda, kini bisa disebut menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat urban. Hal tersebut membuat para pesepeda ini menjadi sasaran empuk para pelaku begal.

Baru-Baru ini, beredar sebuah video yang memperlihatkan kondisi seorang perwira Marinir TNI AL, Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko menjadi sasaran komplotan begal saat tengah bersepeda di kawasan Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat.

Peristiwa tersebut terjadi pada Senin, (26/20) kemarin sekitar pukul 06.45 WIB. Dalam video yang beredar, korban terlihat mengalami luka di bagian kepala hingga berdarah.

Berikut potret sang kolonel dan kisah lengkapnya, dilansir dari merdeka.com, Selasa (27/10).

Kolonel Marinir TNI AL Jadi Korban Begal saat Bersepeda

Dilansir dari unggahan di Instagram @cetul22, memperlihatkan kondisi Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko, sesaat setelah menjadi korban begal. Ia terlihat terduduk di jalan sambil dibantu oleh beberapa warga yang melintas.


Berdasarkan informasi, saat itu korban tengah melintas di Jalan Medan Merdeka Barat tepat di bawah Jembatan Penyebrangan Orang (JPO). Tiba-Tiba datang pelaku begal menggunakan sepeda motor yang berusaha merampas tas milik korban yang berisi handphone.

Korban Luka di Bagian Kepala Sampai Berdarah

Sempat terjadi tarik-menarik antara korban dengan pelaku. Korban pun terjatuh dari sepeda. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka robek di pelipis kiri, dan memar di bagian kepala belakang.

Dalam video yang beredar, terlihat korban terduduk lesu di tengah jalan dengan darah di bagian kepala. Pelaku yang berhasil mengambil barang berharga korban melarikan diri ke arah Jalan Sudirman. Wargam sekuriti, dan polisi yang melintas pun langsung menolong Kolonel Marinir Pangestu Widiatmoko, dan membawa korban ke RSAL untuk mendapatkan perawatan.

Polisi Memburu Pelaku

Saat dihubungi, Kapolsek Metro Jakarta Pusat, Kompol Kadek Budiarta membenarkan kejadian tersebut. Saat ini, pihak kepolisian mengatakan,  tengah berupaya memburu pelaku penjambretan terhadap seorang perwira TNI itu.

"Iya benar (ada penjambretan pesepeda), saat ini kami sedang melakukan penyelidikan," ungkapnya dikutip dari Antaranews, Selasa (27/10).

Warganet Sebut Kasihan dengan Pelaku

Setelah video seorang marinir TNI menjadi korban begal viral di media sosial, warganet mengatakan jika ia kasihan dengan pelaku karena disebut salah sasaran.

"Kupon emas ke neraka buat penjambret ,ditunggu pasukan marinir bergerak," kata @ismail.cahya

"dan akhirnya si jambret tidak bisa tidur dengan tenang :)," kata @wulandrhs.

"Jambretnya lagi uji nyali," tulis @lusi_luhulima.

"Kasian banget jambretnya habis liat berita ini langsung stres gabisa tidur pasti," kata @adelezlfa.

"mungkin sekarang jambretnya pikir bisa bebas pergi bawa rampokannya dan bisa mencelakai orang
tapi ga akan lama bakal disekolahin di mako marinir," tulis @hendironhand

Begal Sepeda Semakin Merajalela dan Meresahkan

Kasus penjambretan dan begal sepeda semakin merajalela hingga meresahkan masyarakat di Ibu Kota. Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengaku sudah melakukan upaya preemtif dan preventif untuk menekan kejahatan jalanan termasuk kasus pencurian yang belakangan menimpa pesepeda.

Yusri mengakui pesepeda saat ini menjadi incaran pelaku kejahatan. Belum lama ini, pemain sinetron kawakan, Anjasmara juga menjadi korban begal sepeda pada Senin, (19/10) lalu saat bersepeda di kawasan Universitas Atma Jaya, Jakarta Pusat.

Polres Metro Jakarta Selatan meminta agar masyarakat lebih waspada saat berolahraga maupun beraktifitas sebagai bentuk antisipasi maraknya aksi begal yang menyasar para pesepeda di sekitar Jakarta. Menurutnya, berdasarkan kejadian-kejadian yang sudah terjadi, polisi telah mendapatkan pola aksi begal sepeda sering kali dilakukan di kawasan sepi. Serta, mengincar pesepeda yang berjalan sendirian.

"Jadi pelaku melakukan tindak pidana kalau pesepeda ini sendirian. Maka kalau bisa bersama-bersama minimal berdua sehingga ada saling jaga," ungkapnya. (*)