Dua Program Kontroversial Joe Biden-Kamala Harris, Apa Itu?

Joe Biden-Kamala Harris. (Sumber : CNNIndonesia.com)

GrafikaNews.com - Calon presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dinyatakan menang atas calon petahana Donald Trump dalam pemilihan umum Amerika Serikat pada 3 November. Dalam pemilu AS 2020, Biden didampingi oleh calon wakil presiden Kamala Harris.

Harris tercatat sebagai perempuan keturunan India-Amerika pertama yang berhasil maju sebagai cawapres AS.

Dalam periode kampanye dan debat capres, tercatat sedikitnya ada dua program kontroversial yang pernah diutarakan baik oleh Biden maupun Harris jika nantinya mereka terpilih menduduki kepemimpinan di Gedung Putih, berikut dua program tersebut:

Kirim Warga AS ke China, Belajar Virus Corona

Pada 15 Oktober lalu, Biden mengungkapkan bahwa ia ingin mengirimkan warga AS ke China untuk belajar mengenai virus corona. Hal itu disampaikan Biden dalam town hall meeting, acara pengganti debat capres AS yang disiarkan oleh saluran TV ABC pada Kamis (15/10) malam waktu setempat. 

Dalam kesempatan itu, dia kembali menyerang capres petahana Donald Trump dalam menangani pandemi corona di Amerika Serikat. Menurut Biden, Trump melewatkan banyak hal. Alih-alih menangani dampaknya, Trump malah kerap mengucapkan pernyataan yang tidak benar.


"Dia melewatkan peluang besar dan terus mengatakan hal-hal yang tidak benar (soal corona)," kata Biden membuka acara itu dilansir dari CNN.

Selain itu, Biden mengatakan dia akan bekerja sama dengan para gubernur jika terpilih sebagai presiden, untuk mengamanatkan penggunaan masker.

"Dia tidak berbicara tentang apa yang perlu dilakukan karena dia terus mengkhawatirkan, menurut saya, tentang pasar saham," kata Biden mengkritik Trump.

Selain itu, Kamala Harris juga mengutuk penanganan pandemi Covid-19 ala Trump. Dalam kampanyenya, dia berulang kali menyerukan kepada para pemimpin untuk mendengarkan para ilmuwan dan pakar tentang bagaimana menghadapi virus tersebut. Senada dengan Biden, dia juga menyerukan pentingnya penggunaan masker.

Kemudian mengenai kemungkinan pengadaan vaksin virus corona, dia mengatakan tidak akan mempercayai Trump. Harris mengatakan dia ingin mendengar informasi dari sumber yang dapat dipercaya sebelum mempercayai bahwa vaksin benar-benar aman digunakan.

Membela Hak Reproduksi Perempuan 

Harris juga menyatakan dukungannya untuk membela hak reproduksi dan hak untuk melakukan aborsi. Setelah kematian Hakim Ruth Bader Ginsburg, dia berpendapat bahwa calon hakim Mahkamah Agung yang dicalonkan Trump, Amy Coney Barrett dapat membalikkan Roe. v. Wade (keputusan penting dari MA AS) yang tidak akan disetujui oleh Harris.

"Tidak ada masalah lain yang begitu merendahkan dan mencemarkan karya kehidupan Hakim Ginsburg, kemudian membatalkan keputusan penting dalam sejarah pengadilan yang membuatnya menjadi jelas, seorang wanita memiliki hak untuk membuat keputusan tentang tubuhnya sendiri," ujar Harris dalam pidato sambutannya di North Carolina pada September lalu seperti dikutip dari ABC News.

Pasangan calon presiden dan wakil presiden dari Partai Demokrat, Joe Biden dan Kamala Haris keluar sebagai pemenang dalam pilpres AS 2020 yang digelar Rabu (3/11) waktu setempat.


Biden dan Harris berhasil mengungguli perolehan suara atas pasangan petahana dari Partai Republik, Donald J. Trump dan Mike Pence di Pennslyvania.

Berdasarkan hasil CNN Projection, Joe Biden akan menjadi presiden terpilih ke-46 Amerika Serikat, setelah kemenangan di negara bagian tempat ia dilahirkan menempatkannya atas 270 suara elektoral yang dibutuhkan untuk menang.

Dengan 20 suara elektoral Pennsylvania, Biden sekarang memiliki total 273 suara elektoral dengan Donald Trump meraih 213 suara. (*)

 

(Sumber : CNNIndonesia.com)

Tags: