Waspadai Isu Menyesatkan Seputar Covid 19

Kadiskominfotik NTB I Gede Putu Aryadi Bersama Pengurus JMSI NTB (Dok JMSI NTB)

GrafikaNews.com - Mataram - "tidak ada corona", "tidak ada kematian karena Covid 19", merupakan isu isu yang saat ini sedang ramai beredar di masyarakat. Kata kata tersebut menurut Kadiskominfotik NTB  I Gede Putu Aryadi merupakan isu murahan. Isu isu tersebut merupakan informasi hoax yang dinilai bisa menyesatkan masyarakat.


Faktanya  hingga saat ini, Covid 19 di NTB telah menyebabkan 80 orang meninggal dunia. Korban meninggal tersebut terdiri dari 46 orang di kota mataram,  22 orang di Lombok barat, 4 orang di lombok tengah dan 2 orang di Lombok Timur. Pasien meninggal juga terjadi di  KLU 2 orang serta di Kabupaten Dompu, KSB, dan Kabupaten Sumbawa, masing-masing telah meninggal 1 orang,” tegas Gede.


 Untuk menghindari jatuhnya korban dan penularan lebih luas, maka tidak ada cara lain yang patut di lakukan semua pihak  kecuali tetap patuh mengikuti tatanan baru  atau pola hidup baru dalam seluruh kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

 


“Yakni secara ketat mematuhi protokol kesehatan pada seluruh aktivitas, dengan selalu menggunakan masker, menjaga jarak saat berkunjung ke pusat-pusat keramaian seperti pasar, pusat perbelanjaan, destinasi wisata alam/pantai atau kantor dan aktivitas sosial lainnya yang telah menerapkan standar layanan untuk keselamatan pengunjung,” kata Gede.


Jumlah warga yang terpapar Covid 19 di NTB hingga saat ini belum menunjukkan tanda tanda penurunan. Meski di 8 kabupaten/kota di NTB angka kasus baru dan kesembuhan sudah cenderung terkendali karena sigapnya pemerintah daerah dan masyarakat setempat menerapkan protokol kesehatan. Namun jumlah pasien positif Covid-19 di NTB hingga  Sabtu, (11/7-2020) tercatat sebanyak 1.548 orang. Dari jumlah itu, sudah sembuh sebanyak 967 orang dan masih positif dalam perawatan di berbagai rumah sakit rujukan maupun rumah sakit darurat sebanyak 501 orang.


“Jujur diakui bahwa penambahan jumlah warga terpapar Covid 19 masih terus terjadi di Kota Mataram dan sebagian kecamatan di kabupaten lombok Barat yang berbatasan dengan kota mataram,”terang Gede.


Gede mengajak semua pihak harus benar-benar instrospeksi diri. Penambahan jumlah pasien positif dan besarnya jumlah kematian,hendaknya menjadi cermin bagi siapapun Dengan cara menerapkan protokol kesehatan secara disiplin, tulus dan mau untuk menjadikannya sebagai kebiasaan baru yang baik atau tatanan baru yang menyelamatkan hidup bersama.


“bahwa selama ini mungkin kita kurang perduli atau belum memiliki ketaatan dan kepatuhan kolektif untuk saling melindungi. Semangat kita untuk mulai terbiasa menggunakan masker, mengamalkan hidup bersih dan sehat, jaga jarak dan cuci tangan pakai sabun pada air mengalir, menghindari kerumunan dan standar kesehatan lainnya, sama sekali tidak boleh kendor,” Jlentreh pria yang dikenal akrab dengan awak media itu.


Penghargaan dan apresiasi yang tinggi kata Gede patut kiranya disampaikan kepada seluruh petugas, baik dari jajaran pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTB, khususnya di Kota Mataram dan Lombok Barat yang masih menjadi epicentre penularan Covid 19, juga aparat TNI dan Polri serta seluruh petugas kesehatan dan aparat terkait lainnya yang selama ini tak kenal lelah dan waktu untuk melayani masyarakat.


“Mari kita terus memperkuat kolaborasi, kerja sama dan tetap semangat untuk melakukan pembinaan, sosialisasi dan edukasi secara humanis dan persuasif untuk meminimalisir jatuhnya korban akibat ganasnya pandemi Covid 19 yang bisa saja menyasar siapapun tanpa pandang bulu,” pungkas Gede.(RED)