Pemprov Bentuk Tim Khusus Tangani Covid-19 Untuk Mataram dan Lobar

suasana di ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Provinsi NTB

GrafikaNews.com - Mataram - Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah memberi atensi khusus untuk menangani Covid-19 di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Pasalnya, hingga kini kedua wilayah tersebut masih dalam kategori zona merah. Pemerintah Provinsi akan membentuk tim khusus yang bekerja sama dengan TNI dan Polri untuk menangani Covid-19 di kedua wilayah itu. Hal itu Ia tegaskan saat memimpin rapat koordinasi sinergitas Penanganan Covid-19 di wilayah Kota Mataram dan Lombok Barat di ruang Rapat Utama Kantor Gubernur Provinsi NTB. 

Rakor tersebut dihadiri oleh Walikota Mataram H. Ahyar Abduh, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, Kapolda NTB Irjen. Pol. M. Iqbal, Danrem 162/WB Brigjen TNI Ahmad Rizal Ramdhani, Kejati NTB, Nanang Sigit Yulianto serta forkompinda lingkup pemerintah provinsi mapun pemerintah kota Mataram dan Lombok Barat.
"Saya harap tim khusus segera dibentuk. Setiap hari harus ada laporan yang kami terima. Ini untuk mempercepat penanganan Covid-19 di dua wilayah tersebut," tegas Gubernur saat 

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Hj. Sitti Rohmi Djalilah mengungkapkan, perkembangan penyebaran Covid-19 kedua wilayah itu menunjukan trend perkembangan yang mengkhawatirkan. Baik dari jumlah orang yang meninggal maupun orang yang terkonfirmasi positif. 
Untuk itu, penyebarannya jangan dianggap sederhana. Bahkan dari minggu ke minggu menunjukan kondisi Mataram sedang tidak baik-baik saja, karena sulitnya mengidentifikasi penyebarannya. Kasus baru menunjukan ada usia muda meninggal secara mendadak, setelah di swab ternyata hasilnya positif. 

”Mataram dan Lobar tidak sedang dalam keadaan biasa-biasa saja. Hampir setiap hari ada yang meninggal, bukan hanya meninggal karena penyakit bawaan. Sehingga penanganannya harus dilakukan secara intens melalui koordinasi pemerintah provinsi dan kabupaten kota,” ungkap Wagub yang akrab disapa Ummi Rohmi.
Ummi Rohmi menegaskan, penanganan Covid-19 untuk kedua wilayah itu harus betul-betul difokuskan ke depan. Terutama di tempat keramaian seperti pasar, destinasi pariwisata yang mulai dikunjungi maupun di tempat-tempat layanan publiknya. Sosialisasi protokol Kesehatan kepada masyarakat harus diperkuat lagi, pakai masker dan budaya cuci tangan harus diperketat lagi. Karenanya, komitmen antara pemerintah Kota Mataram dan Lobar harus bisa mem-back up agar semua kegiatan edukasi masyarakat benar-benar berjalan dengan konsisten.
“Upaya ini kita kuatkan lagi agar masyarakat benar-benar memahami protokol Covid-19. Agar kedua wilayah ini segara menjadi zona hijau, yang memungkinkan kita akan hidup kembali normal dengan mengedepankan protokol kesehatan,” tegasnya.

Begitu juga dengan kegiatan edukasi, lanjut Ummi Rohmi, pemprov NTB baik melalui media masa maupun bertemu langsung dengan masyarakat lebih dimasifkan lagi. Koordinasi antar pemprov dan kedua wilayah tersebut akat ditingkatkan lagi, supaya masyarakat bisa memahami bahwa Mataram dan Lobar sedang dalam kondisi kesiapsiagaan.
Menanggapi hal itu, Walikota Mataram, H. Ahyar Abduh mengungkapkan, selama tiga bulan terakhir pemkot Mataram terus bekerja keras untuk mempercepat penanganan Covid-19. Namun faktanya, tingkat kesadaran masyarakat terkait kedisplinan masih sangat minim. Protokol Kesehatan masih diabaikan oleh masyarakat terkait kerumunan masih terjadi di mana-mana. Sedangkan kewajiban saat pakai masker keluar rumah menunjukan antusias masyarakat cukup baik, sekitar 70 persen warga kota Mataram memakai masker.

“Intinya bagaimana kedisplinan masyarakat harus diperketat. Untuk itu, sinergi semua pihak sangat diharapkan untuk meningkatkan kedisplinan masyarakat. Kami siap untuk melaksanakan setiap kebiajakan untuk permpercepat penanganan Covid-19 di Mataram,” jelas Ahyar Abduh.


Ia menjelaskan, untuk kebijakan pembatasan sosial berbasis lingkungan semua berjalan efektif di seluruh Kota Mataram. hasil tracking juga menunjukan penyebaran Covid-19 dalam lingkungan juga hampir tidak pernah terjadi. Terjadi panambahan positif hanya pada orang dalam kategori PDP maupun ODP.“Begitu juga dengan jumlah yang meninggal, mereka rata-rata memiliki penyakit Komorbid atau memiliki penyakit bawaan. Seperti diabetes, jantung dan darah tinggi. Sehingga penambahan dari klaster baru sudah tidak ada lagi,” kata Walikota.

Dalam kesempatan itu juga, Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid mengakui bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Lombok Barat hampir sama dengan Kota Mataram. Kegiatan analisa penyebaran Covid-19 menjadi  faktor penting untuk mengambil langkah kebijakan yang lebih tepat. Sehingga upaya percepata penangan COvid-19 di Lobar segera menemukan titik terang. 

“Kami tetap konsisten melakukan edukasi kepada masyarakat terkait kepatuhan mereka terhadap protokol kesehatan. Kegiatan tracing kepada orang positif juga terus dilakukan. Kami juga meminta harus ada yang dihukum, seperti penutupan toko-toko yang tidak menerapkan protokol Kesehatan begitu yang juga lain, agar mereka memiliki rasa iba terhadap usaha yang kita lakukan,” tegas Fauzan.

Dijelaskannya, untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Lobar harus memiliki kebijkan yang mengarah ke depan. Tidak mungkin kebijakan lama akan diterapkan Kembali, yang menimbulkan keributan ditengah masyarakat. Karena itu, kebijakan sekarang harus konsisten antar semua pihak untuk saling membantu.

“Mari kita sama-sama gotong royong agar penanganannya segera berakhir. Kami juga minta ke pak Gubernur untuk memberi penambahan tenaga. Sehingga kami bisa memastikan semua protokol Kesehatan di Kota Mataram dan Lobar bisa kita jalankan dengan konsisten,”tutupnya.

Pasalnya kedua wilayah tersebut masih mengalami tren penyebaran Covid-19 yang cukup tinggi dibandingkan dengan kabupaten kota lain di NTB. Dari data yang dirilis oleh Gugus tugas Penanganan Covid-19 tingkat provinsi sampai dengan 29 Juni 2020  mencatat bahwa jumlah  yang terkonfirmasi positif di Kota Mataram sebanyak 525 orang, sembuh 304 orang. Sedangkan yang masih positif sebanyak 189 orang dan yang meninggal sudah mencapai  32 orang.
Sementara di Kabuapten Lombok Barat yang terkonfirmasi positif sampai saat ini sebanyak 278 orang, sembuh 161 orang dan yang masih positif sejumlah 97 orang. Sedangkan yang meninggal mencapai 20 orang. Dengan kasus Covid-19 yang cukup tinggi menempatkan kedua wilayah tersebut masuk dalam zona merah yang membutuhkan langkah-langkah tepat dari pemerintah untuk mempercepat penanganannya. (AM)