GDM Organik Dukung Sentra Pertanian Organik Jadi Destinasi Pariwisata Halal

Hamparan Persawahan Padi Ungu (Black Madras). (Doc. Diah Sulung Syafitri)

Oleh : Diah Sulung Syafitri

Content Writer Freelance GDM Organik


Surat Pembaca, GrafikaNews.com - Sarjana pertanian kerap kali disudutkan dengan kontribusi mereka karena banyak yang memilih keluar dari jalur keilmuan ketika menapaki dunia kerja. Hal ini bisa dimaklumi sebab sebagian besar masyarakat Indonesia masih menganggap sektor pertanian merupakan sektor yang tidak seharusnya diisi oleh generasi milenial di era industri 4.0.

Padahal, kembali pada fungsi pertanian, petani adalah satu-satunya profesi yang menjamin ketahanan pangan. Artinya, sektor pertanian tidak boleh dibiarkan kosong. Harus ada regenerasi. Demi mengesampingkan citra sektor ini yang selalu dinilai kuno, miskin, kotor, dan sebagainya. Sarjana pertanian perlu mengubah mindset bahwa sektor ini hanya bisa “menanam”. Siapa bilang? Tahu kah kamu tentang pariwisata halal?

Dikutip dari studipariwisata.com, pariwisata halal adalah kegiatan wisata yang dikhususkan untuk memfasilitasi kebutuhan berwisata umat Islam, baik dari sisi adab mengadakan perjalanan, menentukan tujuan wisata, akomodasi, hingga makanan. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tentu sektor pariwisata halal menjadi pasar yang amat besar. Lalu, apa hubungannya pertanian organik dengan pariwisata halal?

Pertanian organik mempunyai potensi yang cukup besar untuk menjadi destinasi pariwisata halal. Pertanian organik adalah sistem pertanian yang bukan hanya mengedepankan produktivitas semata, namun juga kelestarian alam. Tanpa kimia, tidak merusak lingkungan, tidak mencemari bumi, serta menghasilkan bahan pangan yang sehat dan aman bagi tubuh manusia.

Poin-poin ini lah yang selaras dengan hukum syariat Islam bahwa manusia harus menjaga bumi dan hanya boleh mengkonsumsi makanan yang halal.

Svarga Bumi di Magelang adalah contoh konkrit menggabungkan pertanian dengan pariwisata. Selain berfoto di beberapa spot cantik, pengunjung juga bisa menikmati aktivitas para petani yang sibuk menanam.

Konsep Svarga Bumi yang diusung pengelola adalah sistem bagi hasil dengan petani yang lahannya mereka sewa selama 10 tahun kedepan.

Petani dibiarkan tetap menggarap sawah, bahkan menariknya, pengelola membiayai pengairan, bibit, hingga pupuk. Hasil panen 100% menjadi milik petani. Intinya, mereka hanya berkewajiban terus menanam saja. Konsep yang unik.

Petani pun semakin semangat menanam tanpa merasa terganggu dengan kehadiran destinasi wisata agraris tersebut. Bayangkan jika konsep bisnis seperti ini dikembangkan untuk pertanian organik.

GDM Organik, sebagai produsen pupuk organik cair berskala nasional, menyadari betul potensi ini, sehingga semua produk didedikasikan untuk mendukung terciptanya komunitas-komunitas petani organik di pelosok Indonesia.

Kehadiran petani-petani organik ini tentunya akan melahirkan sentra-sentra pertanian organik yang massif. Penggunaan pupuk organik cair (POC) merupakan upaya percepatan menuju ke arah sana.

Tapi, tahu kah kamu, apa sebenarnya pertanian organik itu?

Pertanian organik didasari pada pengurangan pemakaian pupuk kimia dan pestisida sintetis. Organik artinya bahan baku pembuatannya bersumber dari zat yang ada dan diambil dari makhluk hidup. Penggunaannya bisa melalui fermentasi atau composting terlebih dahulu.

GDM Organik menyadari perilaku generasi milenial yang suka hal praktis dan efisien, maka tercipta lah pupuk organik cair dengan inovasi mikroba sehingga bisa langsung diimplementasikan pada tanaman. Selain jaminan stok pupuk organik cair yang mampu memasok 30.000 liter per hari, GDM Organik juga menekankan pada perubahan perilaku/kebiasaan petani.

Dengan cara apa? Yakni adaptasi teknologi budidaya dengan mengurangi pemakaian pupuk kimia dan memperbanyak pemakaian pupuk organik.

Saat ini, semakin banyak petani-petani muda yang memelopori pertanian berkelanjutan. Sebut saja Shofyan Adi Cahyono, anak muda Merbabu pemilik brand Sayur Organik Merbabu (SOM), serta Maya Stolastika Boleng, petani muda Pasuruan pemilik brand Twelve’s Organic. Keduanya pernah diundang pada acara bincang virtual di platform media sosial GDM Organik untuk berbagi inspirasi dan motivasi merintis bisnis pertanian organik.

Kedua petani organik muda ini sepakat bahwa pertanian organik saat ini tengah menjadi tren seiring tingginya minat gaya hidup sehat. (*)


Tags: