Esok Dinas Pariwisata Lombok Barat Gelar Prosesi Perang Topat

Aksi Budaya Peresean

Grafika News - Giri Menang – Pemerintah Kabupaten Lombok Barat melalui Dinas Pariwisata tetap akan menyelenggarakan prosesi Pujawali Pura Lingsar dan Perang Topat Tahun 2019, esok Rabu (11/12). Sebelumnya, berbagai kegiatan dihelat oleh Dinas Pariwisata untuk meramaikan prosesi yang disebutnya sebagai prosesi religi dan budaya. Setelah kegiatan “Peresean” dilangsungkan sejak tanggal 5-9 Desember 2019, maka hari ini berbagai kegiatan digelar sebagai rangkaian puncak prosesi Perang Topat 2019.

Di temui di ruang kerjanya, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pariwisata, Hj. Lale Prayatni menerangkan berbagai kegiatan untuk meramaikan Pujawali dan Perang Topat tersebut.

“Sejak pagi tadi, kita menyelenggarakan live painting (seni lukis, red) dan cilokak (kesenian music khas Suku Sasak, red). Lalu siangnya, kita selenggarakan Haul KH. Abdul Malik atau Raden Mas Kerta Jagad yang diyakini masyarakat Lingsar sebagai penyebar Islam pertama di Lingsar, kita rangkaikan dengan Begawe Gubog (Roah Kampung, red) untuk kalangan Umat Islam. Sore harinya, diadakan kegiatan fenomenal, yaitu ritual Kelilingan Kao (mengarak kerbau, red) yang menjadi simbol kebersamaan dan persatuan antara umat Hindu dan Umat Islam. Puncaknya pada malam hari, pagelaran Wayang Kulit dengan dalang Lalu Nasib dan kesenian gandrung,” terang Lale Prayatni panjang lebar, Selasa (10/12).

Kelilingan Kao, imbuh Lale, adalah simbol kebersamaan antar umat dalam kehidupan sehari-hari. Seekor kerbau gemuk disiapkan oleh Panitia untuk dikelilingkan ke area Pura Lingsar. Kerbau tersebut diikat oleh dua tali di mana setiap tali dipegang dan dikendalikan oleh setiap orang dari masing-masing umat. Yang dimana Kerbau bukan simbol dari pertanian akan tetapi mempersatukan umat berbeda agama dan suku”. terang perempuan berkaca mata yang sehari-harinya juga menjabat sebagai Asisten Bidang Pembangunan dan Perekonomian di Sekretariat Daerah.

Prosesi puncaknya sendiri baru berlangsung esok hari. Bertepatan dengan “rarak kembang waru” (bergugurannya kembang waru, red) pada “Sasih ke Pituk” (bulan ketujuh, red) pada kalender Suku Sasak, Perang Topat rencananya akan dihadiri langsung oleh Bupati Lombok Barat beserta seluruh tamu kehormatan lainnya. Pada acara besoknya pak Bupati akan memulai pelemparan ketupat pertama sebagai tanda proses perang topat dimulai” ungkap lale.

Di tengah masalah hukum yang menimpa Dinas pariwisata lombak Barat akibat Operasi Tangkap Tangan ( OTT ) kepala Dinasnya saat itu, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid meminta kegiatan kepariwisataan jangan dihubung-hubungkan dengan masalah hukum yang menimpa Kepala Dinas Pariwisata Lombok Barat.


“Yang bersangkutan sudah kita berhentikan dari jabatan, dan kita sudah menunjuk Asisten II sebagai Pelaksana Tugas Kepala Dinas. Saya yakin seluruh kegiatan kepariwisataan di Lombok Barat tetap digelar sesuai jadwal, termasuk Perang Topat. Kita tidak terpengaruh sama sekali. Seluruh jajaran Dinas Pariwisata siap bekerja secara optimal untuk menghidupkan kepariwisataan di Lombok Barat,” tulis Bupati Lombok Barat. (Man)

Tags: