Demo Menentang Macron, Ratusan Massa di Solo Serukan Aksi Boikot Produk Prancis

Ratusan Massa di Solo Demo Menentang Macron. (Doc: CNNIndonesia.com)

GrafikaNews.com - Ratusan warga turun ke jalan di pusat Bundaran Gladak, Solo, Rabu (28/10) memprotes Presiden Prancis Emmanuel Macron yang dianggap menghina Agama Islam. Massa juga menyerukan aksi boikot produk-produk Prancis.

Dari pantauan yang dilansir CNNIndonesia.com, demo ini diwarnai dengan aksi teatrikal pemukulan boneka berjas hitam dengan kepala bertopeng Macron. Seseorang dengan penutup kepala kemudian memukul kepala boneka tersebut disambut dengan yel-yel dari ratusan peserta aksi.

Aksi sendiri berjalan dengan tertib dengan pengawalan ratusan personel dari Polresta Surakarta dan Brimob Polda Jawa Tengah.

Selama aksi berlangsung, koordinator aksi mendaulat salah satu anggota polisi yang berjaga untuk turut menyampaikan orasi.

Seruan itu dijawab oleh Wakapolres Surakarta, AKBP Deny Heryanto dengan menaiki podium. Di atas podium, Deny mengimbau peserta aksi untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Saya tidak ingin terjadi penyebaran Covid dari aksi ini," katanya.


Humas aksi, Endro Sudarsono, mengatakan Presiden Macron telah melukai perasaan Umat Islam dengan menyebut Islam sebagai agama yang mengalami krisis di seluruh dunia.Massa kemudian mendesak Denny untuk memimpin peserta aksi menyerukan takbir. Ia sempat menolak dengan alasan menjaga netralitas selama bertugas. Namun akhirnya Kapolres menyerukan takbir satu kali sebelum turun panggung.

Tak hanya itu, Pemerintah Prancis juga dianggap melindungi pelaku penghinaan terhadap Nabi Muhammad dengan mendukung penerbitan kembali majalah satire, Charlie Hebdo yang memuat karikatur Nabi Muhammad.

Di samping itu, massa juga menuntut Presiden Macron meminta maaf dan mengakui kesalahannya kepada Umat Islam. Mereka juga mendesak Presiden Joko Widodo memutus hubungan diplomatik dengan Perancis."Untuk itu, kami mengajak semua masyarakat di tanah air memboikot produk-produk Perancis sebagai bentuk protes kita," katanya.

"Indonesia sebagai negara dengan populasi Umat Islam terbesar di dunia tidak layak menjalin hubungan dengan negara yang menghina Nabi Muhammad," katanya. (*)


(Sumber : CNNIndonesia.com)