5 Hari Berturut-turut Konsumsi Mie, Begini Efek yang Dirasakan!

Ilustrasi. (Foto: Getty Images)

Grafikanews.com -- Meski enak, mie instan disarankan sebagai makanan rekreasional alias tidak dikonsumsi sehari-hari. Wanita ini tertarik mengetahui seperti apa efeknya jika ia makan mie instan lima hari selama seminggu?

Mie instan digandrungi karena membuatnya praktis dan rasanya gurih nikmat. Harganya juga murah sehingga mie instan kerap diandalkan sebagai makanan 'penyelamat' di tanggal tua.

Meski begitu, para ahli gizi dan pakar kesehatan menyarankan konsumsi mie instan sebagai makanan rekreasional. Artinya mie instan hanya dikonsumsi sekali-kali, ketika seseorang ingin 'bersenang-senang' dengan makan enak.

Hal ini terkait sifat mie instan sebagai makanan ultra proses. Sejumlah bahan tambahan pangan atau 'food aditive' ditambahkan pada mie instan seperti gula, garam, lemak, perisa, penguat rasa, dan banyak lainnya. Makanan ini kemudian diproses secara industrial untuk menghasilkan makanan yang praktis dan enak.

Ahli gizi mengingatkan bahaya konsumsi makanan ultra proses terlalu sering. Makanan ini bisa memicu obesitas, gangguan gizi pada anak tumbuh kembang, dan penyakit kronis lainnya.

Terlepas dari itu, Hana Hong sebagai penulis di situs kesehatan The Healthy (1/4/21) penasaran seperti apa kondisi kesehatannya jika ia makan mie instan lima hari berturut-turut? Ia membagikan hasil eksperimennya seperti berikut:


1. Hari pertama: semangat makan mie

Hari pertama, Hana memilih makan ramen kemasan cup, Jin Ramen yang populer dari Korea Selatan. Ia tak kesulitan menghabiskan semuanya, namun merasakan sedikit lapar setelahnya. Hana bahkan merasa bisa jika harus makan mie instan lagi.

Kemudian saat makan malam, ia masak Shin ramyun yang merupakan mie instan klasik favorit orang Korea Selatan. Ia menambahkan ekstra sayuran supaya lebih sehat. "Saya bisa menghabiskannya cukup cepat, dan terlepas dari munculnya sedikit ngidam makan burger, tubuh saya terasa sangat normal di penghujung hari," katanya. Ia juga mengatakan asupan kalori dan berat badannya masih terkontrol.

2. Hari kedua: bangun dengan rasa lelah

Keesokan harinya, Hana bangun dengan perasaan sedikit lelah. Ia melanjutkan sarapan mie dengan sebungkus ramen Sapporo Ichiban. Makan siangnya pun juga dengan satu cangkir mie instan.

"Tubuh saya kembali produktif, sigap, dan saya menjalani hari tanpa banyak memikirkan eksperimen kuliner saya," kata Hana. Untuk makan malamnya, ia menyantap sebungkus mie goreng kimchi khas Korea Selatan. "Saat hendak tidur, saya merasa sedikit lesu, dan rasanya ingin hanya di kasur saja seharian," tuturnya.

3. Hari ketiga: tubuh terasa lemas

Eksperimen makan mie instan Hana di hari ketiga dimulai dengan tubuhnya yang lemas. Rasanya ia ingin makan salad sayuran hijau saja, namun ia berusaha tetap makan mie instan. Hana menambahkan beberapa potong tahu dan daun bawang ke dalam ramen seafood racikannya supaya bisa lebih menarik selera.

Menu makan siang dan malamnyapun hampir sama. Hana berusaha keras menelan semua mie yang dimasaknya. Ia bahkan merasa mual hanya dengan membicarakan mie instan. Untuk mengatasinya, Hana coba bereksperimen dengan bumbu. Tak semua bumbu yang ada di kemasan mie instan ia pakai.

Ia mengganti dan menambahkan bahan-bahan seperti kimchi, sayuran, tahu, dan jamur supaya tak mual. "Meski begitu, saya masih mengonsumsi natrium dan kolesterol dalam jumlah yang tidak masuk akal di tiap gigitan," katanya.

4. Hari keempat: mulut kering dan haus terus menerus

Hana mengatakan hari keempat adalah yang terburuk dari semuanya. Bukan karena pilihan makanan yang berulang, melainkan rasa kenyang 'kosong' yang dirasakannya. Hana berujar, "Saya mulai merindukan rasa kenyang dan nikmat yang menyenangkan setelah makan puas. Saya juga merasa agak mual dan sakit seperti setelah sembuh dari pilek, dan nafsu makan saya hampir tidak ada."

Jika biasanya ia masih tertarik minum wine usai makan mie instan di malam hari, di hari keempat, Hana tak menginginkannya. Ia hanya ingin minum air putih dalam jumlah banyak.

Menurut Hana, kandungan natrium dalam mie instan benar-benar membuat mulutnya kering. Iapun minum lebih banyak dari biasanya. "Otak saya bekerja sedikit lebih lambat dari biasanya, dan saya benar-benar kekurangan energi dan motivasi untuk bangun dari tempat duduk saya. Hal yang ingin saya lakukan adalah tidur sepanjang hari," sambung Hana.

5. Hari kelima: semangat menyelesaikan tantangan

Di hari terakhir eksperimen makan mie instan seminggu berturut-turut, Hana mengaku lega. Meski agak sulit mencerna makanan, dirinya bisa memakan mie instan dengan cepat. "Saya merasa lebih baik dari hari-hari sebelumnya," katanya.

Menu terakhir yang ia pilih adalah Bibim Men, cold noodle instan khas Korea Selatan yang seperti mie goreng. Hanya saja Bibim Men dilengkapi saus apel yang rasanya asam manis. Hana jujur mengatakan kalau mie ini tidak terlalu menarik seleranya.

6. Kesimpulan

Menurut Hana, usai makan mie instan saja selama lima hari, efeknya tidak hanya fisik saja tapi juga mental. Hana bilang, "Saya menjadi sangat moody dan mudah marah pada hal yang biasanya bisa saya tahan. Bahkan hal-hal kecil terasa mengganggu saya, dan saya merasa mudah tersinggung di rewel di siang hari."

Lalu di malam hari, ia merasa ingin pingsan. Meski begitu, berat badannya turun sampai 1,8 kg. "Meski saya merasa sangat murung dan lesu sepanjang minggu, hal ini tidak mempengaruhi rutinitas harian saya. Saya masih bisa menyelesaikan semua yang saya butuhkan," tutupnya.

 

 

(Sumber: detikFood)

Tags: